Cerita ini berawal dari seorang anak yang selalu merindukan akan kebebasannya melakukan sesuatu.
Suatu hari dimusim semi tepat pada pertengahan tahun, seroang anak lelaki (sebut saja N) yang kuliahat sedang sendiri berada tepat di bawah pohon bunga Sakura yang memang sedang saatnya mekar, indah sekali bila teman-teman dapat menyaksikan mekarnya bunga ini, dan  rupanya ia sedang sendiri dan kulihat memang memikirkan sesuatu, dari tatapannya ia sedang memandang langit biru nan indah, kebetulan musim panas kali bisa di bilang yang terbaik, mengingat pada pertengahan tahun lalu, tak banyak orang yang merayakannya, banyak yang hanya berdiam dan berkumpul sembari menikmati suasan kebersamaan bersama keluarga di dalam rumah, sambil bercerita satu sama lain tepat di depan perapian rumah masing-masing, tak ketinggalan akupun juga begitu..
Namun musim semi kali ini banyak yang menyambutnya.. sontak semua anak-anank kecil kegirangan bermain di taman bunga, wajar saja hampir sebulan penuh kami merasakan pelukan salju yang amat pekat dan dinginnya cukup membuat seseorang mati karena hipotermia, dan kurasa tak ada satupun yang akan mau mengalaminya..
Dan cerita diatas cukup membuat lupa kalau aku harus bercerita tentang seorang anak lelaki yang sedang berbaring memandang langit, jadi aku lanjutkan dulu.
Singkat cerita dengan rasa penasaran, akupun melaju untuk menghampirinya dan mencoba menyapa dengan sapaan terhangat sehangat musim semi kali ini.

Aku :" ehem.. maaf mengganggu, boleh saya berbaring di samping anda? kulihat anda sendiri."
N :" iya boleh." sahutnya pendek
Aku :"Arigatou. maaf bolehkan aku berkenalan dengan mu? namaku Toshiru Yugao, aku tinggal di tak jauh dari taman ini, dan kau siapa?" sahutku dengan senyum manis
N :"Nara, aku juga tinggal tak jauh dari sini." sahutnya datar, ya kupikir karena dia terlalu asyik dengan kesendiriannya, wajar saja jawabnya datar.. tapi..

Aku :" Kulihat kau sedang memandang langit, maaf kalo boleh tahu apakah yang kau fikirkan Nara? kau tak seperti yang lain, menghabiskan waktu bersama kawan dan keluarga menyambut indahnya semi tahun ini." tambah ku lagi
N :" Tak ada, aku hanya memandang langit."
Aku :" oww... " 
(suasana hening sejenak, namun kemudian....)
N : " Tidakkah kau tahu, jika kebanyakan orang menyukai musim semi? Dan tidakkan kau sadar bagaimana musim semi itu tumbuh?"
Aku :" kulihat memang hampir semua orang menyukai musim semi, banyak bunga bermekaran, suasana yang hagat dan mungkin ada alasan lain mengapa orang menyukai musim semi. Dan untuk bagaiaman musim semi itu tumbuh? menurutku itu faktor alam."
N : " Bukan."
Aku :" Lalu?"
N : " Saat kau merasakan bagaimana dirimu berada diantara awan-awan diatas dan menikmati bagiamana permianan yang ada di kehidupan ini, sehingga damailah jiwamu, karena orang lain juga akan sedamai apa yang kau rasakan." 
Aku :" Oww... maaf tapi aku tak mengerti apa maksudnya.."
N : " Y sudahlah, suatu hari nanti kau akan mengerti bagaimana seseorang akan menjadi musim semi bagi kehidupannya, dan senang berkenalan denganmu, tapi aku harus segera pergi, aku harus kembali."
Aku : " Aku juga senang  berbicara denganmu."
Dan N pun pergi dengan memberikan tatapan yang ramah, seolah musim semi ini tak seperti yang aku bayangkan. 

Dan Terimakasih buat temen-temen yang sudah menyempatkan diri membaca kisah singkat ini. :)